Sabtu, 06 April 2013

Ruang Lingkup Kimia Medisinal (tahap III)


"Penemuan obat adalah sebuah usaha yang diarahkan pada suatu target biologis, yang telah diketahui berperan penting dalam perkembangan penyakit atau dimulai dari suatu molekul dengan aktivitas biologi yang menarik".

Sebagaimana  menerima kelahiran seorang bayi, semua orang tentu merasa bahagia. Nah, seorang bayi selalu didoakan oleh orang tuanya untuk mencapai suatu kondisi tertentu yang diharapkan orang tuanya. Bukankah setiap molekul obat juga diharapkan mencapai target kerjanya inilah kemudian yang disebut sebagai target biologis. Suatu senyawa obat yang bekerja mengubah target biologisnya, akan disebut memiliki aktivitas biologis.

Kimia Medisinal, menghantarkan kita untuk mendesain atau menemukan molekul obat baru yang lebih potensial. Karena itu, kimia medisinal dapat berfungsi untuk desain dan pengembangan senyawa aktif serta optimisasi senyawa aktif menjadi senyawa obat.

Pertanyaan sederhana mungkin muncul, apakah setiap senyawa aktif pasti menjadi senyawa obat?. 
Senyawa aktif:senyawa kimiawi yang mampu memicu terjadinya aktifitas biologi di dalam organisme hidup.
Senyawa obat: senyawa aktif yang telah diizinkan pihak berwenang untuk digunakan pada manusia atau hewan dengan tujuan pencegahan, pengenalan, peredaan atau terapi suatu penyakit.
Maka sudah dapat ditebak, bahwa hanya senyawa-senyawa aktif yang memenuhi syaratlah yang dapat diijinkan untuk dijadikan senyawa obat untuk kemudian menjadi bentuk tertentu yang disebut obat (sediaan farmasi) dan boleh diedarkan untuk diproduksi dan dipasarkan setelah mendapat kode ijin edar dari lembaga yang berwenang. Di Indonesia lembaga ini bernama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).  
Lalu apa saja syarat dari bahan alam (misalnya dari tumbuhan) sehingga dapat dijadikan senyawa obat?
Jawabanya adalah (1) harus punya khasiat (eficacy), (2) Aman (savety), sehingga tidak toksik/membahayakan, dan (3) berkualitas (quality) artinya memenuhi standar tertentu. Dan tentu saja, sangat ditentukan oleh kesesuaian dosis untuk penggunaannya. Penggunaan obat haruslah rasional. Ukuran rasionalitas penggunaan obat sudah digariskan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu tepat indikasi, tepat dosis, tepat pasen, tepat rute pemberian, tepat waktu, tepat cara penggunaan, waspada efek samping, dan juga tentunya tepat biaya.
Kina Merah
Sebagai contoh, misalnya tumbuhan Cinchona merah (Cinchona succirubra) dan Cinchona kuning (Chincona ledgeriana) yang dapat menghasilkan alkaloid kuinolin yang berguna sebagai antimalaria. Tentu senyawa kuininnya ini harus lulus uji aktivitas yang membuktikan secara ilmiah eficacy-nya, lulus uji tiksisitas untuk memastikan keamanannya dan memenuhi standar kualitas tertentu, agar layak sebagai senyawa obat.
Inti alkaloid Kuinolin
 Untuk ini, maka perlu upaya-upaya komprehensif untuk memperoleh senyawa murni yang akan dijadikan senyawa obat. Maka ruang lingkup kimia medisinal dapatlah disebutkan meliputi hal-hal berikut :

1. Isolasi  & Identifikasi senyawa aktif dalam tanaman yang secara empirik telah digunakan untuk pengobatan

2. Sintesis struktur analog dari bentuk dasar senyawa yng mempunyai aktivitas pengobatan yang potensial

3. Mencari struktur induk baru dengan cara sintesis senyawa organik, dengan atau tanpa berhubungan dengan zat aktif alamiah

4. Menghubungkan struktur kimia dengan cara kerja obat

5. Mengembangkan rancangan obat

6. Mengembangkan hubungan struktur dan aktivitas biologis melalui sifat kimia fisika dengan bantuan statistik

***
Pustaka:
1.Mutschler, E, 1991, Dinamika Obat, Edisi 5. Penerbit ITB, Bandung, 177-179.

2.Bambang, S.S, 2000, Kimia Medisinal, Jilid 2, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya, 283-306.

3.Bertram, G.K, 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 6, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 574-575.

4.Bagian Farmakologi FKUI, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Penerbit Gaya Baru, Jakarta, 208-218.

5.Foye, W.O, 1985, Prinsip-prinsip Kimia Medisinal, Jilid 1, Penerbit Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 574-576.

6.Wolfgang, G, 2000, Statistik Fur Anwender, Wiley-VCH, Wein Heim, 70-71.

7.Lund, Walter, 1994, The Pharmaceutical Codex, The Pharmaceutical Press, London, 741-972.

8.Sweetman, S.C, 2005, Martindale The Complete Drug Reference,  Volume 1, Pharmaceutical Press, London.

9.O’Neil, Maryadele dkk, 2001, The Merk Index, Volume I, Whitehouse Station, New York, 10,145.
10. Dinata, D.I., 2012, Bioteknologi: Pemanfaatan Mikroorganisme, EGC, Jakarta.
-Denata  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar